Senin, 11 Mei 2009

Berbagai Konsepsi Psikologi Tentang Manusia

Banyak teori dalam ilmu komunikasi dilatarbelakangi oleh konsepsi-konsepsi psikologi tentang manusia. Teori-teori persuasi sudah lama menggunakan konsepsi psikoanalisis yang melukiskan manusia sebagai makhluk yang digerakkan oleh keinginan-keinginan terpendam (Homo Volens). Teori “jarum hipodermik” (yang menyatakan media massa sangat berpengaruh) dilandasi konsepsi behaviorisme yang memandang manusia sebagai makhluk yang digerakkan semaunya oleh lingkungan (Homo Mechanicus). Teori pengolahan informasi jelas dibentuk oleh konsepsi-konsepsi psikologi kognitif yang melihat manusia sebagai makhluk aktif mengorganisasikan dan mengolah stimuli yang diterimanya (Homo Sapiens). Teori-teori komunikasi interpersonal banyak dipengaruhi oleh konsepsi-konsepsi humanistis yang menggambarkan manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan strategi transaksional dengan lingkungannya (Homo Ludens).
Walaupun psikologi telah banyak melahirkan teori-teori tentang manusia, tetapi empat pendekatan yang dicontohkan di atas adalah yang paling dominant: psikoanalisis, behaviorisme, psikologi kognitif, dan psikologi humanistis.
Konsepsi Manusia dalam Psikoanalisis
Kita mulai dengan psikoanalisis, karena dari seluruh aliran psikologi, psikoanalisis secara tegas memperhatikan struktur jiwa manusia. Sigmund Freud . pendiri psikoanalisis, ia memfokuskan perhatiannya kepada totalitas kepribadian manusia, bukan kepada bagian-bagian yang terpisah.
Menurut Freud, perilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga subsistem dlam kepribadian manusia Id, Ego dan Superego. Id adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan biologis manusia-pusat instink-. Ada dua instink dominant: 1. Libido—instink reproduktif yang menyediakan energi dasar untuk kegiatan-kegiatan manusia yang bersifat konstruktif; 2. Thanatos—instink destruktif dan agresif.
Subsistem yang kedua –Ego—berfungsi menjembatani tuntukan id dengan realitas di dunia luar. Ego-lah yang menyebabkan manusia mampu menundukkan hasrat hewaninya dan hidup sebagai eujud yang rasional (pada pribadi yang normal). Ia bergerak berdasarkan prinsip realitas. Unsure moral dalam pertimbangan terakhir Freud adalah superego. Superego adalah polisi kepribadian, mewakili yang ideal. Superego adalah hari nurani yang merupakan internalisasi dari norma-norma social kiltural masyarakatnya. Ia memaksa Ego untuk menekan hasrat-hasrat yang tak berlainan ke alam bawah sadar.


Konsepsi Manusia dalam Behaviorisme
Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap instrospeksionisme (yang menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subyektif) dan juga psikoanalisis (yang berbicara tentang alam bawah sadar yang nampak). Behaviorisme ingin menganalisa hanya perilaku yang nampak saja, yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Belakangan, teori kaum behavioris lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena menurut mereka seluruh perilaku manusia-kecuali instink-adalah hasil belajar.
Menurut kaum empiris, pada waktu lahir manusia tidak mempunyai “warna mental”. Warna ini didapat dari pengalaman. Pengalaman adalah satu-satunya jalan ke pemilikan pengetahuan. Bukan idea yang menghasilkan pengetahuan, tetapi kedua-duanya adalah produk pengalaman. Secara psikologis, ini berarti seluruh perilaku manusia, kepribadian, dan temperamen ditentukan oleh pengalaman inderawi. Pikiran dan perasaan bukan penyebab perilaku tetapi disebabkan oleh perilaku masa lalu.
Sejak Thorndike dan Watson sampai sekarang, kaum behavioris berpendirian: organisme dilahirkan tanpa sifat-sifat social atau psikologis; perilaku adalah hasil pengalaman; dan perilaku digerakkan atau dimotivasi oleh kebutuhan untuk memperbanayak kesenangan dan mengurangi penderitaan. Asumsi bahwa pengalaman adalah paling berpengaruh dalam membentuk perilaku, menyiratkan betapa plastisnya manusia, ia mudah dibentuk menjadi apapun dengan menciptakan lingkungan relevan.
Konsepsi Manusia dalam Psikologi Kognitif
Ketika asumsi-asumsi behaviorisme diserang habis-habisan pada akhir tahun 60-an dan awal tahun 70-an, psikologi social bergerak ke arah paradigma baru. Manusia tidak lagi dipandang sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif pada lingkungan, tetapi sebagai makhluk yang selalu berusaha memahami lingkungannya:makhluk yang selalu berpikir (Homo Sapiens).
Kaum rasionalis mempertanyakan apakah betul bahwa penginderaan kita, melalui pengalaman langsung, sanggup memberikan kebenaran. Kemampuan alat indera kita dipertanyakan karena seringkali gagal menyajikan informasi yang akurat. Bukankah mata anda menatakan bahwa kedua rel kereta api yang sejajar itu bertemu di ujung sana? Deskrates juga Kant menyimpulkan bahwa jiwalah (mind) yang menjadi alat utama pengetahuan, bukan alat indera. Jiwa menafsirkan pengalaman inderawi secara aktif: mencipta, mengorganisasikan, menafsirkan, mendistorsi dan mencari makna. Tidak semua stimuli kita terima.
Para psikolog gestalt, seperti juga kebanyakan psikoanalisis, adalah orang-orang jerman: meinong, Ehrenfels, Kohler, Wertheimer, dan Koffka. Menurut mereka, manusia tidak memberikan respon kepada stimuli secar otomatis. Manusia adalah organisme aktif yang menafsirkan dan bahkan mendistorsi lingkungan. Dikalangan ilmu komunikasi dikenal preposisi “words don’t mean, people mean”.
Lewin menambahkan tentang adannya tension (tegangan) yang menunjukkan suasana kejiwaan yang terjadi ketika kebutuhan psikologis belum terpenuhi. Konsep tension melahirkan banyak teori yang digabung dengan istilah teori (konsistensi kognitif). Teori ini pada pokoknya menyatakan bahwa individu berusaha mengoptimalkan makna dalam persepsi, perasaan, kognisi, dan pengalaman.bila makna tidak optimal, timbul tension yang memotivasi seseorang untuk menguranginya. Fritz Heider, leon Fesinger, Abelson adalah tokoh-tokoh ini.
Konsepsi Manusia dalam psikologis Humanistik
Psikologi humanistic dianggap sebagai revolusi ketiga dalam psikologi. Revolusi pertama dan kedua adalah psikoanalisis dan behaviorisme. Pada behaviorisme manusia hanyalah mesin yang dibentuk lingkungan, pada psikoanalisis manusia melulu dipengaruhi oleh naluri primitifnya. Keduanya tidak menghormati manusia sebagai manusia. Keduanya tidak dapat menjelaskan aspek eksistensi manusia yang positif dan menentukan, seperti cinta, kreativitas, nilai, makna dan pertumbuhan pribadi. Inilah yang diisi oleh psikologi humanistic.
Psikologi humanistic mengambil banyak dari psikoanalisis NeoFreudian (sebenarnya Anti-Freudian) seperti Adler, Jung, Rank, Slekel Ferenzi; tetapi lebih banyak lagi mengambil dari fenomenologi dna eksistensiolisme. Fenomenologi memandang manusia hidup dalam “ dunia kehidupan” yang dipersepssi dan diinterprertasi secara subyektif. Setiap orang mengalami dunia dengan caranya sendiri. “ Alam pengalaman setiap orang berbeda dari alam pengalaman orang lain.”
Perhatian pada makna kehidupan adalah juga hal yang membedakan psikologi humanistic dengan madzhab lain. Manusia bukan saja pelakon dalam panggung masyarakat, bukan saja pencari identitas, tetapi juga pencari makna.
Carl Rogers mengarisbesarkan pandangan humanisme sebagai berikut:
1. setiap manusia hidup dalam dunia pengalaman yang bersifat pribadi dimana dia-sang Aku, Ku, atau diriku-menjadi pusat
2. manusia berperilaku untuk mempertahankan, meningkatkan, dan mengaktualisasikan diri.
3. individu bereaksi pada situasi sesuai dengan persepsi tentang dirinya dan dunianya.
4. anggapan akan adanya ancaman terhadap diri akan diikuti oleh pertahanan diri-berupa penyempitan dan pengkakuan persepsi dan perilaku penyesuaian serta penggunaan mekanismepertahanan ego seperti rasionalisme.
5. kecenderungan batiniah manusia ialah menuju kesehatan dan keutuhan diri.

Selasa, 28 April 2009

KETIKA DEMOKRAT DAPAT PROMOSI GRATIS!

Peranan media massa dalam proses pemahaman masyarakat sangat besar. Apalagi ketika proses pemilihan wakil rakyat telah memasuki masa-masa yang dramatis. Media massa yang diwakili oleh media elektronik dan media cetak merupakan wadah informasi bagi rakyat untuk mencari dan mengenalai wakil-wakil rakyat yang akan mereka pilih. Berbagai berita tentang partai politik, dan juga iklan partai politik bermunculan dihalaman utama berbagai media massa terutama media cetak. Media cetak terutama berupa Koran, menjadi ajang lahan memasang iklan dan berita tentang partai politik tertentu. Banyak partai politik yang memasang iklan partainya diberbagai Koran nasional.
Akan tetapi, selain media massa melalui media cetak, peranan media elektronik dalam memperkenalkan partai tertentu sangat besar. Hal ini terkait dengan terdapatnya televise disetiap rumah-rumah warga. Tetapi sangat disayangkan, dalam proses pemberitaan yang ada dalam media elektronik ini hanya partai-partai besar yang muncul, sehingga partai-partai kecil tenggelam dibelakang partai-partai mapan tersebut. Salah satu partai yang sering muncul dan mendapat apresiasi dari berbgai media nasional adalah Partai Demokrat yang dibina langsung oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Pemberitaan media nasional terhadap partai democrat menciptakan suatu arus dan tatanan tertentu didalam benak masyarakat. Posisioning ini muncul secara tidak langsung dikarenakan tanpa disadari dengan adanya pemberitaan tentang partai ini, proses promosi dan pengiriman pesan tentang siapa dan apa democrat itu semakin besar. Hal ini menciptakan pemahaman bahwa hanya partai inilah yang mampu dan paling besar dibanding dengan partai lain meskipun ada Partai Golognan Karya (GOLKAR) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang sering mendapat apresiasi serupa.
Pemberitaan media terhadap partai democrat secara besar-besaran terkait dengan aktivitas partainya tanpa disadari membuat bendera partai itu semakin besar. Hal ini dapat terjadi dikarenakan peranan media sangat besar terhadap pembentukan persepsi masyarakat. Analisa ini mungkin tidak disadari oleh berbagai pihak, namun dengan semakin intensnya pemberitaan terhaadap partai ini, semakin besar pula pemahaman masyarakat terhadap partai berlambang limas ini.
Pemberitaan ini akan menimbulkan ruang publik (public sphere)di dalam masyarakat. ketika orang-orang membicarakan tentang pemberitaan partai demokrat ini,maka mereka akan bicara jauh melebihi dari jangkauan pikiran mereka. dan hasilnnya mereka akan mempunyai pemikiran dan penilaian tersendiri terhadap partai demokrat. jika mereka pro dengan demokrat, jelas mereka akan memilih partai ini pada pilpres 2009. Pemberitaan secara besar-besaran yang dilakukan oleh media massa ini tidak pernah disangkal oleh internal partai. mungkin saja mereka sadar bahwa mereka tidak perlu mengeluarkan uang banyak untuk promosi partai menjelang pemilihan presiden.

Senin, 20 April 2009

DILEMA PETANI PASCA SURAMADU



Proses industrialisasi yang sebentar lagi akan melanda Madura terus menjadi perbincangan dari berbagai kalangan.Baik itu dari kalangan masyarakat biasa, tokoh-tokoh masyarakat maupun kalangan terpelajar/berpendidikan. Berbagai wacana muncul seiring dengan proses penyelesaian jembatan suramadu yang menghubungkan pulau Jawa dan pulau Madura. Jembatan yang sebentar lagi akan difungsikan sebagai sarana penghubung ini menjadi momentum bagi para pengusaha lokal maupun asing untuk menanamkan modalnya di pulau garam ini. Pemerintah Indonesia berencana membuka jembatan ini sebagai jalur transportasi hubung pada bulan juni 2009.
Banyak kalangan mengungkapkan rasa optimis dan penuh harapan terhadap pembangunan jembatan ini. Mereka berharap dengan selesainya jembatan ini taraf kehidupan masyarakat Madura akan meningkat. Namun disadari atau tidak, banyak pula kalangan pelajar dan tokoh-tokoh masyarakat yang mengkhawatirkan keadaan masyarakat Madura pasca kehadiran jembatan ini. Salah satu kekhawatiran mereka adalah nasib para petani yang ada didekat suramadu khususnya desa Labang, Bangkalan. Desa Labang merupakan salah satu desa yang jaraknya tidak jauh dari suramadu hanya sekitar 10 km dari posisi jembatan. Masyarakat desa Labang yang banyak menjadi petani dikhawatirkan tergerus dan tersingkir dari posisinya. Apalagi tingkat pendidikan dan perekomian masyarakat labang masih tergolong rendah.
Rencana industrialisasi Madura sebagai dari dampak globalisasi masa ini dikhawatirkan menciptakan suatu tatanan masyarakat yang berpusat kepada liberalis. Jika industrialisasi benar-benar terlaksana dengan perkembangan yang sangat besar, bukan tidak mungkin para petani yang seharusnya berada di sawah untuk menanam padi atau memanen padi beralih fungsi menjadi pekerja/buruh pabrik yang penghasilannya dapat diketahui setiap bulannya meskipun itu hanya cukup untuk makan sehari saja. Sawah-sawah yang dulunya terbentang luas bisa dipastikan digantikan dengan bangunan kokoh yang memanjang. Disisi lain, dampak dari industrialisasi ini tidak hanya berdampak kepada daerah labang saja. Akan tetapi berdampak juga kepada daerah lain yang ada disekitar labang bahkan daerah Bangkalan itu sendiri. Keadaan alam yang tandus, menjadi salah satu factor percepatan terjadinya gerusan petani menjadi kaum pekerja. Jika daerah labang telah dijadikan tempat industry, maka lahan hijau akan semakin meipis. Dampaknya, daerah lain akan mengalami kekeringan yang hebat dan pada akhirnya kesempatan ini digunakan oleh para investor dan pengusaha untuk mencengkeramkan kuku liberasitasnya dengan membeli tanah dengan harga murah dan membangun usaha, dan lagi-lagi masyarakat harus menjadi pekerja motorik pabrik tersebut.
Tersingkirnya masyarakat petani yang merupakan mata pencaharian asli penduduk local merupakan salah satu permasalahan serius yang ditimbulkan oleh program industrialisasi Madura pasca pembangunan jembatan suramadu. Hal ini menjadi ketakutan bagi semua orang terhadap bergesernya masyarakat local dan digantikan oleh masyarakat pendatang yang siap untuk memimpin dan memonopoli system perekonomian. Factor pengusaha dan pemerintah tidak dapat dilepaskan dalam proses ini. Pengusaha dengan prinsip liberalisasi pasar bebasnya selalu berupaya untuk mencari lahan baru untuk ditanami dan dijadikan penghasil uang. Dengan dukungan pemerintah, hal ini tidaklah sulit untuk dilaksanakan selagi program mereka menguntungkan bagi pemerintahan yang sedang dipimpin. Demi kepentingan pribadi, pemerintah bisa saja menyiapkan strategi secara halus.
Tergerusnya sawah-sawah petani disekitar jembatan suramadu menjadi daerah “perkotaan” dan industry, selain menciptakan tatanan masyarakat baru, juga kestabilan ekosistem lingkungan mendapat ancaman yang serius. Lingkungan yang dapat meminimalisir pemanansan global harus tetap dijaga demi terciptanya kehidupan yang bermutu bagi masyarakat Madura. Jika sudah tidak ada lingkungan atau lahan hijau, daerah tersebut akan menjadi tandus dan lagi-lagi petani tidak lagi mempunyai pekerjaan lain kecuali menjadi buruh. Terus jika hal ini terjadi, rencana peningkatan mutu kehidupan masyarakat Madura yang telah deprogram pemerintah akan berjalan dengan semestinya ataukah akan menjadi boomerang bagi pemerintah. Ataukah memang petani harus dikorbankan demi kepentingan para elit kapitalis dengan system kapitalisme laissez-faire-nya. Bukan tidak mungkin system penjajahan yang dilakukan oleh pihak asing mulai menjalar dan merongrong dengan halus melalui system perekonomian, social dan politik bangsa ini. Penjajahan dengan cara halus, memanfaatkan kelemahan dan ketamakan penguasa akan harta demi terciptanya kehidupan pribadi yang mewah dan luhur dengan mengorbankan rakyat kecil yang tidak mengerti akan seluk beluk perpolitikan serta idealism kotor kaum liberalis.
Tragedy kerja paksa (Rodhi) yang dilakukan oleh belanda ketika masih menguasai bangsa ini, atau Romusha yang dilakukan oleh bangsa Nippon setelahnya, diulang dengan sangat halus dan lembut. Atau bahkan ini merupakan strategi pengembangan industry dengan menciptakan pengangguran sebanyak-banyaknya yang kemudian direkrut untuk dijadikan roda motorik industry dengan imbalan yang tidak setimpal seperti yang dilakukan oleh Belanda pada awal kekuasaannya di Madura pada abad ke-XVII M. banyak cara digunakan oleh penguasa kapitalis untuk membesarkan industrinya. Mereka mencoba memaksa para petani untuk membeli pupuk, benih dan alat pengolah sawah baik pra maupun pasca panen dari hasil produksi industrialisasi madura itu sendiri.
Terus tindakan pendampingan seperti apa yang akan diberikan oleh para mahasiswa dan kaum berpendidikan untuk mengawal kebijakan pemerintah terkait dengan program industrialisasi madura. Pertanyaan besar kembali mencuat ke permukaan ketika kalangan berpendidikan hanya berdiam dan duduk santai mengikuti sistem perpolitikan berjalan bebas tanpa ada kawalan dan batasan. Proses pendampingan terhadap masyarakat madura, harus dilaksanakan secepatnya. Hal ini dilakukan demi terciptanya sumber daya masyarakat yang memadai dan meminimalisir terulangnya sejarah kelam masyarakat madura.

Minggu, 29 Maret 2009

Kategori Komunikasi Berdasarkan Tingkat


Kategorisasi berdasarkan tingkat paling lazim digunakan untuk melihat konteks komunikasi, dimulai dari komunikasi yang melibatkan jumlah peserta komunikasi palingsedikti hingga komunikasi yang melibatkan jumlah peserta paling banyak. Terdapat 4 tingkat komunikasi yang disepakati banyak pakar, yaitu: komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi dan komunikasi massa. Beberapa pakar lain menambahkan komunikasi intrapribadi, komunikasi diadik dan komunikasi public.
Komunikasi intrapribadi
Komunikasi intrapribadi adalah komunikasi denan diri sendiri, baik kita sadari atau tidak. Contohnya berpikir. Komunikasi ini merupakan landasan komunikasi antar pribadi dan komunikasi dalam konteks-konteks lainnya, meskipun dalam disiplin ilmu komunikasi tidak dibahas secara rinci dan tuntas. Dengan kata lain, komunikasi ini inheren dalam komunikasi dua orang, tiga orang dan seterusya.
Komunikasi antar pribadi
Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antar orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya mengangkap reaksi orang lain secara langsung baik verbal maupun non verbal. Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik yang melibatkan hanya dua orang. Seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, dan sebagainya. Pihak-pihak yang terlibat dalam kategori komunikasi ini harus berjarak dekat sebagai salah satu cirri dari komunikasi diadik.
Komunikasi kelompok
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan sama yang beriteraksi satu sama lainny dan memandang mereka sebagia bagian dari kelompok tersebut. Komunikasi kelompok biasanya merujuk kepada komunikasi yang dilakukan oleh kelompok kecil tersebut (small grop communication).
Komunikasi public
Komunikasi public adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang atau khalayak yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi demikian sering disebut dengan pidato, ceramah atau kuliah umum. Beberapa pakar komunikasi menggunakan istilah komunikasi kelompok besar (large- group communication) untuk komunikasi ini. Komunikasi public biasanya berlangsung lebih formal dan lebih sulit daripada komunikasi antarpribadi atau komunikasi antar kelompok, karena komunikasi public menuntut persiapan pesan yang tidak cermat, keberanian dan kemampuan menghadapi sejumlah besar orang. Daya tari seorang pembicara biasanya menjadi factor penting terhadap efektifitas pesan, selain keahlian dan kejujuran yang dimiliki pembicara. Satu pihak dalam komunikasi public cenderung pasif dikarenakan bersifat satu arah.
Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi. Bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antar pribadi dan ada kalanya juga komunikasi public. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas dan komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi informal tidak bergantung kepada struktur organisasi, seperti komunikasi antar sejawat, juga termasuk gossip.
Komunikasi massa
Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak maupun elektronik yangdikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonym, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas. Semua komuniksi sebelumnya bisa terjadi didalam komunikasi ini, mulai dari komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok dan komunikasi organisasi.
sumber: ilmu komunikasi suatu pengantar,Djalaluddin Rakhmat;2005

Minggu, 11 Januari 2009

Awas! Bahaya Logika Instrumental Mengancam

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu memikirkan apa yang akan diperoleh olehnya ketika dia melakukan suatu tindakan. Apapun yang mereka lakukan akan selalu berpegang teguh kepada prinsip timbal balik yaitu anda dapat saya juga dapat. Terus bagaimana jika prinsip itu dipegang teguh oleh mahasiswa terhadap idealism-idealisme mereka sehingga mereka selalu bertujuan pfofite oriented. Tidak dapat dipungkiri mahasiswa sekarang mempunyai pemikiran yang kerdil. Mereka tidak lagi mampu menjalankan tri fungsi mahasiswa. Mereka tidak lagi “mampu” memberi pembelaan kepada kebijakan-kebijakan pemerintah Indonesia.
Apakah mereka sudah terkena arus liberalism sehingga menggerogoti idealism mereka. Mereka cenderung menggunakan logika pasar, logika instrumental yang melahirkan logika pendek sehingga mereka melupakan esensi mereka sebagai mahasiswa yang menjadi agent of change, social control dan man of analist yang semuanya untuk kepentingan masyarakat… mereka lebih mengutamakan suatu pandangan luar saja sehingga dalam mengadakan advokasi bukan kualitas yang didahulukan tetapi bagaimana agar advokasi itu tampak bagus dan berkesan tetapi dalam esensi isi yang ditampilkan tidak berkesan sama sekali..
Logika instrumental adalah suatu pemikiran yang mengacu kepada keuntungan tanpa melihat kepada eksistensi sesuatu yang dilakukan. Dalam suatu teknik presentasi misalnya, akibat pemahaman logika instrumental ini, penampilan menjadi suatu hal yang sangat penting sehingga memunculkan pesan tersendiri yang lebih berkesan dari komunikasi dan isi yang disampaikan. Seakan-akan komunikasi itu adalah pesan itu sendiri. Jadi jangan heran ketika kita keluar dari ruangan seminar tidak mendapatkan kepuasan sesuai harapan tetapi yang kita dapatkan adalah kesan dari komunikator itu sendiri.

AKTIVIS

Kata aktivis sudah banyak di dengar oleh masyarakat khususnya mahasiswa yang secara tradisi banyak menjadi pelaku utama. Tapi, apakah mereka semua tahu apa itu aktivis??? Ternyata kata aktivis banyak disalah persepsikan oleh banyak kalangan. Mereka (masyarakat) khususnya mahasiswa banyak menganggap dirinya sebagai aktivis dikarenakan aktif diberbagai organisasi kampus. Terus yang dinamakan Organisatoris itu apa??? Arti sebenarnya dari organisatoris itu ialah masyarakat atau mahasiswa yang aktif di dalam suatu organisasi tertentu dan dia mempunyai kepentingan untuk membesarkan organisasi tersebut. Biasanya, organisatoris ini hanya membangun jaringan dengan stake holder/ instansi lain demi kepentingan organisasinya saja. Sebut saja organisasi-organisasi intra kampus atau yang lebih dikenal dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dsb.
Pengertian Aktivis
Secara garis besar, aktivis mempunyai pengertian orang yang tidak tenang (gelisah) ketika terjadi ketidakadilan dilingkungannya dengan cara melakukan perubahan perubahan-perubahan tertentu mulai dari titik nol sampai tujuannya tersebut tercapai. jadi, pengertian aktivis dan organisatori sangat jelas sekali berbeda, organisatoris mempunyai ruang lingkup dalam organisasi itu sendiri, sedangkan seorang aktivis, selain aktif diorganisasi tertentu (sebagai organisatoris), dia juga mempunyai pekerjaan lain diluar itu yaitu memperjuangkan hak-hak orang lain. Biasanya adalah bersifat sosial dan berkedudukan menjadi korban dari suatu sistem tertentu. Jadi jelaslah apa itu aktivis, mereka adalah penggerak, penggagas dan juga perintis (agent of change) menuju suatu perubahan yang lebih baik.
Sifat Seorang Aktivis
Populis
Sifat dari seorang aktifis yang pertama adalah populis. Aktivis populis ini, banyak dikenal oleh masyarakat, media, lembaga atau orang-orang tertentu. Hal-hal yang diangkat dalam prosesnya pun bukan sembarang isu/wacana. Aktivis populis kebanyakan mengangkat isu-isu yang bernuansa besar dan menyangkut hak-hak orang banyak. Sehingga menciptakan suatu medan yang sangat luas jangkauannya. Media sendiri sangat berperan penting dalam perjalanan aktivis populis ini. Banyak dari aktivis populis dikenal oleh orang-orang media (wartawan) sehingga mudah bagi mereka menciptakan suatu tayangan gerakannya di media tertentu.
Organik
Sifat yang kedua adalah organik. Aktivis organik ini merupakan kebalikan dari aktivis populis. Jadi bisa ditebak seperti apa aktivis organik ini. Mereka mempunyai medan yang lebih kecil daripada aktivis populis dan wacana/isu yang diangkatpun merupakan isu yang kecil (tidak diketahui orang banyak). Aktivis organik ini biasanya berkecimpung di suatu daerah tertentu seperti contoh; aktivis lingkungan hidup, aktivis perdamaian, aktivis pengentasan buta huruf, dan lain sebagainya.

Prinsip Seorang Aktivis
Aktivis biasanya mempunyai beberapa prinsip tertentu sehingga dia dapat berjalan sesuai prinsip yang dia yakini, berikut prinsip-prinsip dari seorang aktivis.
Berpihak kepada korban (korban harus ditelaah terlebih dahulu)
Berangkat dari ketidakadilan dari suatu sistem yang ada/lingkungannya
Tidak mengenal kata diskriminasi (semua kalangan yang menjadi korban berhak dibela)
Mempunyai partisipasi aktif dari kalangannya (massanya)
Menjadi penghubung dengan pihak luar, sehingga menciptakan kesepahaman antara kedua belah pihak.
Fungsi Aktifis
Selain mempunyai prinsip, aktivis pasti mempunyai fungsi-fugnsi tertentu.
Memberikan sumbangsih pemikiran yang kritis transformatif bagi permasalahan yang dihadapi.
Membela korban
Tidak menvonis siapapun tanpa adanya fakta sebelumnya
Membantu anggota (masyarakat) dalam menyelesaikan permasalannya


“Ikutilah kata hatimu, lalu lihat apa yang akan terjadi”
“Mario Teguh”

Sabtu, 10 Januari 2009

Etika Komunikasi

Etika Komunikasi
• Mimetisme adalah gairarah yang tiba-tiba menghinggapi media dan mendorongnya, sepertinya sangat urgen, bergegas untuk meliput kejadian karena media lain, terutama yagn menjadi acuan, menganggapnya penting. Hal seperti inilah yang akan menimbulkan keyakinan bahwa semakin banyak media berbicara tentang suatu hal secara kolektif semakin yakin bahwa hal itu penting sehingga harus diliput dengan lebih banyak waktu. Dengan kata lain, media saling membangkitkan keingintahuan dikalangan mereka sendiri.
• Efek penyekat adalah salah satu hasil dari mimetisme. Karena dampak dari mimetisme ialah seakan-akan berita penting seperti berita biasanya.
• Rasionalitas instrumental, media menyebabkan suatu logika pendek.
• Dalam media, informasi yang akan disampaikan akan tersingkir dengan teknik komunikasi sehingga informasi melahap isinya sendiri. Ia melahap komunikasi dan yang social karena dua hal: pertama, alaih-alih mengomunikasikan , informasi menghabiskan tenaga untuk presentasi makna. Kedua: dibalik presentasi komunikasi yang menguras tenaga berlebiah itu, media massa, informasi melanjutkan destruksi social.
• J. Baudrillard; 4 fase citra:
1. Representasi di mana citra merupakan cermin suatu realitas
2. Ideology dimana citra menyembunyikan dan memberik gambar yang salah akan realitas
3. Citra menyembunyikan bahwa tidak ada realitas dan citra bermain menjadi penampakannya
4. Citra tidak ada hubungan dengan realitas apapun, ia hanya menjadi yang menyerupai dirinya.
• Ada 3 pertimbangan mengapa penerapan etika komunikasi semakin mendesak;
1. Media mempunyai kekuasaan dan mempunyai dampak yang dahsaya terhadap public
2. Etika komunikasi merupakan upaya untuk menjaga keseimbangan antara kebebasan berekspresi dan tanggung jawab
3. Mencoba sedapat mungkin menghindari dampak negative dari logika instrumental
• Ada 3 pengakuan kebenaran
1. Kebenaran pernyataan
Pernyataan yang dibuat adalah benar bila isinya benar-benar ada dalam proposisi
2. Ketepatan rumusan tindakan yang legitim dan konteks normatifnya
Tindak bahasa dianggap tepat bial sesuai dengan konteks normative yang berlaku atau konteks normative yang harus dijawab di akui sebagai sah
3. Ketulusan komunikasi pengalaman yang dihayati secara kolektif
Maksud yang diungkapkan pembicara benar-benar merupakan isi dari apa yang dipikirkannya


• Tiga dimensi etika komunikasi
-Tujuan
Nilai-nilai Demokrasi
Hak untuk berekspresi
Hak public akan informasi yang benar

-Aksi
Tatanan Hukum dan institusi
Hubungan2 kekuasaan
Peran asosiasi, lembaga konsumen, komisi pengawas

-Sarana
Kesadaran moral atau nuarani actor komunikasi
Deontology jurnalisme

• Tiga prinsip utama deontology jurnalisme
1. Hormat dan perlindungan atas hak warga Negara akan informasi dan sarana-sarana yang perlu untuk mendapatkannya
2. Hormat dan perlindungan atas hak individual lain dari warga Negara termasuk hak martabat dan kehormatan, hak atas kesehatan fisik dan mental, hak konsumen dan hak untuk berekspresi dalam media, serta hak jawab.
3. Ajakan untuk menjaga harmoni masyarakat.