Kamis, 17 Juli 2008

BLT: Rakyat sejahtera……?

Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia yang di akibatkan oleh kenaikan harga minyak dunia, mempunyai pengaruh yang besar terhadap perekonomian indonesia. Akibat dari naiknya harga BBM, semua sektor ekonomi di indonesia mengalami kenaikan, sebut saja harga bahan pokok yang mulai merambah naik. Hal ini tentunya sangat menyakitkan bagi kalangan tidak mampu, karena mereka harus berusaha lebih keras untuk mempertahankan hidup ditengah hiruk pikuk dunia modernisasi. Tentu saja, dengan keadaan yang seperti ini bukannya tidak mungkin tingkat kemiskinan yang ada di indonesia semakin meningkat tajam dan pengangguran semakin menumpuk.
Untuk mengurangi ketegangan yang terjadi akibat kenaikan harga BBM ini, pemerintah mempunyai inisiatif untuk mencanangkan BBM bersubsidi yang ditujukan kepada rakyat menengah kebawah. Dengan adanya BBM bersubsidi ini, pemerintah dapat menghemat ± 30 triliun rupiah untuk APBN pada tahun 2007. Akan tetapi, keadaan yang terjadi di lapangan tidak sesuai dengan kenyataan. Para penikmat BBM bersubsidi bukannya kalangan menengah, akan tetapi, mereka yang bermobil mewah. Hal ini tentu saja sangat ironis sekali melihat kebutuhan dari kalangan yang kurang mampu begitu besar, tetapi semua itu dinikmati oleh orang-orang yang sudah hidup lebih dari cukup.
Oleh karena itu, pemerintah mulai mencari alternatif lain untuk menekan gejolak ekonomi yang terjadi di indonesia terutama akibat dari kenaikan harga BBM. Pemerintah malakukan gebrakan dengan memberikan bantuan langsung tunai (BLT) kepada rakyat miskin yang sudah berlangsung ± 2 tahun. Hal ini terbukti dapat menekan gejolak sosial yang terjadi didalam masyarakat. Pada tahun 2008 ini, pemerintah menggalakkan lagi program tersebut. BLT di ambil dari penghematan sekitar 30 triliun dari APBN pada tahun 2007 dengan 19 triliun untuk BLT dan selebihnya untuk kesejahteraan rakyat miskin. Sekarang, apakah hal tersebut terrealisasi?
Pemberian BLT 100 ribu kepada rakyat miskin setiap bulannya ini, bukannya tanpa masalah, penegakan hukum yang kurang tegas, kurangnya kesadaran hukum dan kepekaan sosial dari lembaga-lembaga pemerintah yang dipasrahkan untuk mencairkan BLT, menyebabkan dana yang diperuntukkan untuk rakyat miskin ini tidak tepat sasaran. Banyak dari rakyat miskin yang tidak mendapatkan BLT bahkan mereka tidak terdaftar sebagai penerima BLT. Dana yang sepenuhnya diperuntukkan untuk rakyat miskin ini dikorupsi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Hal ini akan semakin menimbulkan gejolak sosial yang begitu kompleks di dalam masyarakat. Lihat saja gejolak yang terjadi sekarang, karena bantuan BLT yang tidak tepat sasaran, banyak massa berdemo, melakukan kerusakan terhadap kantor-kantor pemerintahan. Masalah lain dari program BLT adalah secara tidak disadari akan menciptakan ketergantungan rakyat untuk menunggu bantuan dari pemerintah pusat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini dapat menciptakan jiwa-jiwa rakyat yang tidak mau mandiri dan pada akhirnya bukannya kemajuan yang terjadi, akan tetapi akan menciptakan manusia yang berjiwa kerdil dan lemah dalam persaingan di dunia modern, rakyat akan semakin malas untuk mencari pekerjaan, pengangguran bisa saja meningkat dan kemiskinan akan lebih parah lagi.
Terus, dimanakah kesejahteraan rakyat yang dikatakan oleh pemerintah setelah harga BBM dinaikkan? Apakah dengan diberikannya BLT kepada rakyat miskin mereka akan lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya? Saya rasa, kenaikan harga BBM dengan dalih untuk menyelamatkan APBN dalam menghadapi persaingan pasar dunia kurang begitu tepat. Jika memang pemerintah menaikkan harga BBM hanya untuk menyelamatkan APBN, terus kenapa mereka (pemerintah) membiarkan sumber-sumber minyak yang ada di indonesia dikelola oleh bangsa asing dan kita hanya menerima sebagian kecilnya saja?kenapa mereka tidak mengelola sendiri sumber-sumber itu. Apalagi, pemerintah melepaskan peran mereka dalam sektor ekonomi kepada pasar global yang mengakibatkan stabilitas perekonomian indonesia kurang terkontrol?. Sekarang yang kita butuhkan bukan untuk menyelamatkan APBN, tetapi seharusnya pemerintah mulai berpikir bagaimana caranya untuk menyelamatkan rakyat dari jurang kemiskinan dan membawa bangsa ini menuju kesejahteraan.
Menurut saya, solusi terhadap kemungkinan krismon di indonesia akibat kenaikan harga minyak dunia dan globalisasi yaitu:
1. Pemerintah mulai mengolah sumber minyak bumi yang ada diseluruh indonesia. Meskipun bekerjasama dengan negara lain, tapi hasil dari kesepakatan tersebut adalah minimal 65% masuk ke kas negara (APBN).
2. Pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan kepada rakyat untuk menciptakan Sumber Daya Manusia yang mampu bersaing dalam era globalisasi.
3. Pemerintah menyediakan fasilitas dan mensubsidi pendidikan yang layak sebagai dukungan terhadap terciptanya sumber daya manusia yang mampu berkompetisi di dunia global.
4. Pemerintah harus dengan tegas menyeret koruptor-koruptor yang masih bercokol di kursi panas wakil rakyat ke penjara dan mengembalikan uang rakyat yang mereka korupsi.
5. Pemerintah harus mengubah sistem pemerintahan yang selama ini tidak sesuai dengan konstitusi salah satunya dengan menciptakan kehidupan bernegara menuju masyarakat madani.
Abdul Gani
Juli 2008

1 komentar:

  1. Melihat apa yang anda kemukakan begitu bagus. Baik dalam segi penulisan, tata letak, kepadatan materi. Dan cara pandang anda terhadap menyikapi sebuah masalah. Saya begitu terhenyak terutama ketika melihat solusi yang anda tawarkan kepada bangsa ini untuk lepas dari jerat masalah yang sekian lama semakin mencekik. Sekali lagi kita berikan aplaus yang meriah kepada saudara gani. Sebuah upaya yang baik yang perlu di acungi jempol karena di tengah lautan ketidak perdulian jutaan penduduk Indonesia yang tidak perduli terhadap nasib bangsanya anda hadir menawarkan solusi. Termasuk saya yang hanya melewatkan masa muda di warung kopi dan mendengarkan serta menilai dalam diam. Saudara gani saya sangat tertarik dengan pikiran anda masalah BBM. Tapi dalam apa yang anda kemukakan dalam masalah kenaikan BBM kalau saya boleh urun rembug saya juga pengen kemukakan sekelumit pendapat anda seputar masalah BBM. Dan untuk pertama kalinya saya akan memaparkan apa yang telah terjadi di Indonesia.

    Sebuah berita baru bilamana ada sebuah hal yang ‘nyeleneh’ dari dalam Indonesia. Baik pemerintahnya, rakyarnya, dan dari mana sajalah. Jangan heran kalau tiba-tiba ada parade makan trasi, lomba onani, parade penis besar, lomba menggarap janda, korupsi, minyak kita yang di kuasai oleh asing, sikap bencong para pemerintah yang padahal rata-rata mereka adalah lelaki tulen. Apa lagi kenaikan BBM. Kalau saya nilai tingkat keanehanya adalah 1%. Laha wong harga minyak kita naik 10000000000000000000000000000000000 (emang itu berapa, ga ada ya kalo segitu. Hihihi sori) persen saja merupakan berita yang biasa saja dan tidak aneh. Begitu juga gelombang penolakan mahasiswa kita pasti akan reda seiring teplokan duit dari pemerintah dan juga pemberian kedudukan bagi pemimpin aksi maka haqqul yaqin demonya pasti bubar. Kemudian kasus kematian mahasiswa yang di bantai aparat juga tak pernah terungkap dan tak sedikitpun ada niatan mengungkap. Hingga kalau dirasakan sudah pegel banget merasakan hal ini. Lagian mahasiswa seklarang takut mati.

    Memang setelah revormasi yang di tandai dengan di gulingkannya soeharto perjuangan mahasiswa kehilangan arah.

    Jadi bisa di bilang rakyat sudah mbelenger dengan realita ini dan memilih untuk berdiam. Bukan karena masyarakat kita goblok, melainkan karena masyarakat kita kehilangan tenaga dalam mengatasi masalah apalagi memikirkannya. Lah wong utang tetangga saja belum di bayar sudah mencak-mencak ngurusi Negara. Asalkan pas lagi senggama tidak di ganggu saya rasa rakyat tidak akan marah.
    Rakyat kita terkenal baik. Sehingga para pemerintah dengan se-enak udel membuat kebijakan. Dapat dikatakan diamnya rakyat lebihkarena apatis masyarakat melebihi dosis. Kepercayaan menjadi barang yang begitu langka. Sudah percayalah bahwa rakyat tidak pernah keberatan dengan pemerintah. Paling-paling juga di cuekin.

    Tentang solusi anda seputar masalah kenaikan BBM saya rasa masih terlalu hijau dan kurang perhatikan realitas dan maaf miskin akan refrensi. Hal itu saya kemukakan dari sisi pribadi saya lo yang termasuk dalam barisan apatis.

    Dari yang anda tulis.

    “Subsidi BBM dinikmati oleh orang-orang kaya / mampu”. Saya rasa hal itu biasa saja. Kaya anda ini baru pertama kali tinggal di Indonesia. Lha wong korupsi saja yang nyikat uang Negara yang dilakukan oleh pemerintah yang kaya itu masih biasa kog. Nggak ada yang ngelarang. Agama. Walah mentri agama juga ikut dalam barisan koruptor. Konon beliau pengen nambah istri. Jadi biarkan saja lah asalkan mereka (para pejabat) tidak korupsi dosa kepada tuhan aja beres. Lalu kalau pengen subsidi tidak di nikmati oleh orang kaya maka yang perlu di lakukan adalah dengan pembenahan undang-undang masalah subsidi. Dan yang penting sangsinya mas, bagi yang melanggar. Kalo hukumnya telo ya sama saja bo’ong. Sulit kan.

    “Tentang terealisasinya kesejah teraan rakyat”. Menurut pendapat saya ini ngawur mas. Lha kalo kesejah teraan rakyat terealisasi kapan pemerintah dan pejabat mau nambah istri? Dananya jadi berkurang dong. Rakyat kan nggak penting. Yang penting sekarang rakyat kita tidak terjadi kelaparan seperti di Ethiopia saja sudah prestasi yang sanggat bagus. Dan yang pasti kesejahteraan yang anda cita-citakan ini akan terealisasi ketika tercipta pula good government maka kesejah teraan rakyat bukan impian. Lah alo sekarang good govermen aja sulit mau kesejah teraan rakyat. Ngimpi. Dan lebih baik jangan ngomonginitu dulu deh mas yang lain aja.

    “Penegakan hukum yang kurang tegas” saya rasa ini bagus deh mas. Karena kalau terlalu tegas nanti koruptornya ketangkep dong. Kasian. Trus siapa yang memberikan anak-anak mereka makan hayooo.
    Kita lo masih KUHP (kasih uang hilang perkara)

    BalasHapus

Anda dapat memberikan komentar seputar blog ini..trims.