Kamis, 17 Juli 2008

FENOMENA PEMILU 2009

Pada tanggal 07 juli 2008 lalu, komisi pemilihan umum (KPU) telah merilis dan mengumumkan daftar parpol-parpol yang pantas bertarung pada pemilu 2009 nanti. Memang sekilas tidak ada yang menarik dari pembahasan kali ini, akan tetapi hal yang paling menarik dan tidak disadari oleh semua orang adalah munculnya partai-partai baru “kecil” yang menjadi peserta pemilu seperti jamur yang tumbuh subur pada musim hujan. Jumlahnya pun tidak seperti tahun 2004 silam (diikuti oleh 24 parpol) tetapi mencapai 34 parpol. Dan anehnya lagi adalah minat dari rakyat indonesia terhadap pemilu 2009 menurun drastis hingga mencapai 60% saja dari total jumlah penduduk indenesia yang mencapai 210 juta jiwa. Waw sungguh fenomena yang menakjubkan.
Menurut lembaga survey nasional, minat rakyat indonesia terhadap pemilu 2009 nanti hanya sekitar 60% saja. Ini bisa menandakan bahwa kegiatan politik kita tidak berjalan sukses. Kalau masih mencapai 90% atau 80% perjalanan politik Indonesia masih bisa dibilang sukses, lanjutnya. Apa yang sebenarnya terjadi dengan negara kita ini? Apakah rakyat sudah tidak peduli lagi dengan Bangsa ini? Ataukah ini memang suara hati mereka yang menuntun untuk tidak ikut berpartisipasi pada pemilu nanti atau golput karena tidak pernah mendapat figur pemimpin yang bisa mendengarkan rintihan hati mereka? Ataukah memang mereka sudah putus asa dengna keadaan bangsa kita tercinta ini? QUO VADIS INDONESIA?
Ini sungguh fenomena yang besar yang patut kita kaji lebih dalam. Parpol-parpol kecil banyak yang lolos verifikasi dari KPU. Sedangkan tingkat minat politik rakyat kita menurun drastis (60%). Kita coba cari jawaban dari fenomena ini dengan memutar kembali roda kehidupan Bangsa Indonesia pada pemerintahan-pemerintahan sebelumnya dan mengkorelasikan kejadian-kejadian yang terjadi dengan terjadinya fenomena ini. Masih ingatkah kita dengan krisis yang menimpa negara kita pada tahun 1998? Masih ingatkah kita dengan lepasnya dua pulau potensial dari peta indonesai pada pemerintahan megawati?masih ingatkah kita dengan lepasnya timor timur dari negara kita?masih ingatkah kita dengan kenaikan BBM sampai 3 kali pada masa SBY-JK? Masih ingatkah kita dengan semburan lumpur panas lapindo di Sidoarjo? Yaa…mungkin permasalahan-permasalahan yang terjadi di negara kita yang tidak mampu ditangani oleh pemerintah bahkan jauh dari keberpihakan kepada rakyat menjadi pemicu utama dalam kejadian fenomena ini. Rakyat yang kecewa dengan pemimpin yang hanya mengumbar-umbar janji hingga tenggorokannya kering pada waktu kampanye akan tetapi tidak mampu membawa janji itu ketika dia terpilih. Rakya sudah tidak kuat lagi menahan dan menanggung beban penderitaan, jeritan hati mereka tidak pernah didengarkan sekalipun harus keringat dan air mata darah yang keluar. Mereka menginginkan perubahan, mereka menginginkan REVOLUSI dalam tubuh negara kita bukan korupsi yang merajalela.
Bagaimana nantinya jika negara ini masih belum bisa keluar dari kubangan lumpur hitam korupsi, yang ditumbuhi oleh pohon-pohon materialis, hedonis dan individualis dari pejabat kita ini akan menyebabkan suatu sikap saparatis dari rakyat yang kecewa . jika hal ini terjadi pada negara kita , NKRI akan terancam keutuhannya.
Memang saat ini mereka tidak menunjukkan sikap saparatis kepada bangsa kita ini. Mereka masih berharap dapat merubah bangsa ini dengan jalan yang lebih baik, mereka mencoba membangun papol-parpol baru yang memang benar-benar mewakili suara hari nurani mereka. Sehingga munculnya parpol-parpol baru yang mengikuti pemilu 2009 nanti bisa dijadikan bukti konkrit.
Mereka membangun parpol-parpol baru karena mereka telah menganggap parpol-parpol yang menjadi langganan pemilu dan menjadikan kadernya ssbagai presiden atau jabatan lainnya sudah tidak mampu untuk menjalankan amanah yang telah diberikan oleh rakyat kepadanya. NKRI masih bisa sedikit bernafas lega karena hal itu (saparatisme) tidak terjadi, tetapi seandainya dengan keberadaan parpol baru yang dibuat ini tidak juga mampu untuk mengubah bangsa ini, bukan tidak mungkin lagi kekecewaan rakyat akan mencapai puncaknya dan tuntutan revolusi akan berkobar-kobar dihati mereka. Mereka akan mecari orang seperti Soekarno, Che Guevara, Fidel Castro atau yang lainnya untuk menjalankan revolusi demi tercapainya negara indonesia yang memang benar-benar demokrasi dan berdasarkan kedaualatan rakyat. Revolusi sudah tidak dapat dicegah bahkan bisa saja tingkat masokitis dari rakyat akan tumbuh berkembang jika mencoba untuk dicegah, bagaikan jamur yang tubuh dimusim hujan.
Abdul Gani
Juli 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda dapat memberikan komentar seputar blog ini..trims.